This Blog is my space for share idea with a lot of people in internet. My blog contain about my opinion about world especially in Indonesia. Topic will be included are Forestry, Products, Love, Poem, Komputer & Technology, etc...

Tuesday, August 03, 2004

Sebuah Percakapan untuk Mengubah Dunia ???

Suatu hari,seorang teman dan juga dosen pembimbingku menulis pada sebuah mailing list......

Happy version:
Bisakah kita mengubah dunia?

Berangkat dari pengalaman selama ini, dunia penuh dengan kata-kata “gagal”. Pemerintah di cap gagal karena mengabaikan amanat reformasi. Aktivis dicap gagal karena tidak punya keluaran yang diharapkan. MenLH dicap gagal karena kurang responsif terhadap kasus kasus lingkungan yang perlu tindakan tegas dan menyeluruh. CIFOR dicap gagal karena kurang memberikan dampak atas penelitiannya. LEI dicap gagal dalam menggalang pasar karena terlalu sibuk dengan konsep konsep kriteria dan indikator serta testing testingnya dan lain sebagainya.

Jadi, dari kesemua upaya tersebut Mimpi kali yee kalau mau sukses ?

Kukuh Version :
Mengubah dunia bisa tentunya...tergantung apakah manusia itu mau atau tidak mengubah dunia yang ada. Mimpi sih memang sangat menggiurkan...suatu hari saya bermimpi berbagi mimpi dengan orang lain.Walau kadang saya juga tidak tau apakah mimpi saya itu bisa menjadi kenyataan

Namun mimpi saya paling baru sekali adalah ada sebuah pendidikan yangb tidak terbatas oleh institusi.Bukan hanya berupa mailing list ataupun portal ataupun web.Tapi sebuah pendidikan bertemakan kehutanan dan lingkungan yang tak terbatas,karena semuanya bisa diajak bersama belajar.Menembus batas institusi...(misal:Departemen,IPB,UGM,CIFOR,LATIN,LEI,dsb).

Pendidikan itu bernama e-learning.....for forestry

But lagi2 itu semua hanya mimpi ??? Karena saya sendiri belum tau cara mengkomunikasikannya dan bagaimana mewujudkannya.....terkait dengan dana,seperti apakah format e-learningnya,dsb....

Happy version:
Salahkah kita bercita-cita ?
Tidak juga. Karena manusia sepanjang hidup akan diwarnai dengan cita-cita dan harapan. Namun harapan yang sesuai dengan kemampuan itulah yang seharusnya membuat kita berefleksi lebih jauh agar tidak kebablasan.

Beberapa kejadian di Indonesia, upaya untuk memperoleh pengakuan (terutama dari Pemerintah nih) banyak dilakukan. Walau banyak dari upaya pengakuan masih bersifat di atas kertas, namun yang di atas kertas itu punya kekuatan lebih selain yang non di atas kertas…

Demikian pula dengan masyarakat adat yang bercita-cita mengelola wilayah mereka sendiri. Bagi sebagian kelompok, cita-cita tersebut masih dalam proses rancang merancang di atas kertas, namun kenyataannya ada juga yang sudah bisa membuktikannya. Sebuah studi yang memberikan contoh pada 80 wilayah adat di Amazon, Brazil. Berdasarkan data satelit di wilayah tersebut ternyata konservasi hutan paling tidak sama efektifnya dengan wilayah proteksi yang secara resmi dikelola oleh pemerintah walaupun wilayah-wilayah Indian seringkali berdekatan dengan (ancaman - nih) perluasan pertanian.

Hal diatas juga menunjuk pada pentingnya faktor ekologis hutan belukar yang dikeramatkan di Ghana, yang dianggap dan dipercayai tempat tinggal “Yang Maha Kuasa”, dimana hal-hal tradisional dan tabu dengan adanya pelarangan praktik-praktik pertanian serta penebangan pohon.

Kuh version :
Tidak salah bila saya mencita-citakan adanya e-learning yang menghilangkan batas-batas institusi sehingga kita semua dapat saling berbagi dan berbagi dan mengembangkan knowledge secara bersama.

Adakah diantara teman-teman netter yang mempunyai cita-cita yang sama, dan ingin mewujudkannya.....?????? I hope so.......

Pls share with me.....at
kuh4portal@yahoo.com

Happy version:
Masyarakat Lokal harus lebih banyak diberikan Insentif Keuangan
Forest Trends berargumen bahwa upaya-upaya komunitas yang disebutkan di atas dapat diperkuat jika mereka ditolong untuk mendapatkan ganjaran finansial dari produk-produk yang diperoleh dari hutan dengan cara yang tidak destruktif.

Hal ini dapat dilakukan melalui pemasaran kayu dan produk-produk pertanian lainnya yang dibuat dengan cara lestari yang –semisal- dapat menarik nilai premium bagi para konsumen negara-negara kaya.

Kelompok tersebut menghimbau 59 negara yang saat ini sedang melakukan negosiasi pembaharuan International Tropical Timber Agreement untuk memasukkan masyarakat adat dalam skema insentif yang tersedia untuk kepentingan konservasi hutan, dari apa yang diklaim, mereka tidak dimasukkan ke dalam skema tersebut.

Sara Scherr, seorang penulis dari studi yang dilakukan menyatakan bahwa “mendukung upaya-upaya konservasi masyarakat adat dan perambah hutan dapat menolong perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati sepanjang koridor biologis dan batasan politis.

“Masyarakat yang tinggi di lahan dan berkomitmen jangka panjang, khususnya jika mereka membangun kapasitas profesional dan keahlian pengusahaan, akan menolong mereka memperoleh kehidupan yang lebih baik saat meneruskan upaya perlindungan hutan” (Sebagian bahan berasal dari "Forest Conservation News Today : July 23, 2004)

Kuh version :Insentif bagi masyarakat ????Kapan ya akan ada sebuah insentif.Bila melihat dunia pendidikan saja seberapa besar sih insentif bagi pendidikan,ga nyampai 25% dari APBN. Tentu saja bila disambungkan dengan mimpi saya sebelumnya maka akan semakin jauh tercapainya sebuah e-learning tanpa batas.

Tapi apakah kita akan menyerah....?????? Tidak tentunya...so bagaimana ????
Swadaya kali....kata yang tepat....
adakah yg berminat...paling tidak swadaya pikiran dan ide,bagaimana sebuah mimpi bisa terwujud.

Acknowledgement for Mas Happy,thx ats pelajarannya.

Note from Mas Happy : (catatan penulis : pelajaran ini dangkal adanya, tapi lumayanlah ada yang bisa dilakukan setiap hari untuk mengasah mata hati kita)

 

 © Apa Pendapatku tentang Dunia Site 2005 - Made by Kukuh Prakoso sebagai sebuah dedikasi untuk Dunia tanpa Batas.