This Blog is my space for share idea with a lot of people in internet. My blog contain about my opinion about world especially in Indonesia. Topic will be included are Forestry, Products, Love, Poem, Komputer & Technology, etc...

Wednesday, January 05, 2005

Keraguanku akan Bumi Indonesia

All as it was in this place timeless.
All as it between the human soul and the earth.
This was the land
Of our great waters
The beating heart of nature flowing through time
That we could not remember.

This was our land.
This land that provided everything good for my people.
………………………………………….
Then the land was taken from us.
It is your land.
Do you know how to speak to the land my brother ?
Do you listen to what it tells you?
Can you take from is no more than what you need?
Can you keep its secreets to yourself?
Sell the land, my brother?
You might as well sell
The sun, the moon, the stars.

For there is no difference between
The life of a man and the life
Of all growing things.
Who is to say if a man
Shall not be a tree instead?
We pray to all nature and do it no harm.
These are our brothers
All men and all trees.
Some part of our selves
Is in earth and sky and everywhere.
(From Wood, ed., 1972, Hollering Sun)

Tulisan di atas merupakan tangisan bangsa Indian. Puisi ini diambil dari buku karya Herman E. Dally dan John B. Cobb, Jr, yang berjudul ”For The Common Good”. Kasus perebutan hak masyarakat lokal (indigineous people) terjadi di berbagai belahan bumi. Modal raksasa mengalahkan kepentingan masyarakat lokal yang ada. Mereka yang telah lama mengelola alam yang mereka tinggali direbut oleh kepentingan perusahaan raksasa.

Kasus seperti ini juga terjadi di negara kita. Freeport mengambil alih bumi Papua kita. Kepentingan masyarakat lembah Baliem digantikan oleh kepentingan modal. Dan yang lebih anehnya adalah melalui media yang kala itu masih dalam cengkeraman rezim Suharto, Freeport berkata,”Kami hanya menambang tembaga.” Perusahaan-perusahaan HPH/HTI juga mengambil alih wilayah masyarakat adat secara paksa. Ketika kekerasan yang bicara bukan nurani. Sudah banyak kasus kekerasan yang melibatkan masyarakat adat yang menuntut haknya dengan perusahaan yang bersikukuh bahwa mereka berhak karena telah mendapat izin dari pemerintah. Kasus terakhir yang sangat mengenaskan adalah pencemaran di teluk Buyat yang dilakukan oleh PT Newmount.

Aku melihat bahwa jiwa para penguasa kita adalah bukan jiwa melainkan sebuah boneka dari jiwa. Karena jiwa mereka telah dikontrol ibarat wayang. Jika wayang dikendalikan oleh dalang. Namun jiwa mereka telah dikendalikan oleh harta, uang, tahta, dan wanita. Kadang mereka menyangkal akan hal ini namun pada kenyataannya sangkalan itu hanyalah sebuah sangkalan belaka tanpa realita.

Bagaimana mungkin kekayaan alam kita hanya ditukar dengan setumpuk rupiah di kantong. Ketika kekayaan alam kita telah habis maka perusahaan-perusahaan raksasa itu akan segera cuci tangan dan angkat kaki dari bumi Indonesia tercinta. Yang tersisa bagi bangsa ini hanyalah alam yang telah rusak. Puncak Jaya berubah menjadi lembah, Kalimantan yang indah menjadi padang gersang, sungai-sungai tercemar oleh Arsen dan Merkuri, hutan yang dulu hijau menjadi gundul. Semuanya menjadi sampah karena alam tidak dapat lagi kita manfaatkan. Semuanya telah dikuras oleh mereka yang bermodal. Bangsa ini nantinya benar-benar akan memetik sampahnya.


Private Property
Carl Sandburg

Get off this estate
What for?
Because its mine.
Where did you get it?
From my father.
And where did he get it?
He fought for it.
Well, I will fight you for it.

Carl Sandburg dalam puisinya berkata lugas dan tegas bahwa kita harus ”fight”; melawan; merebut; ambil; paksa; dengan kekerasan. Ini merupakan sindiran terhadap perkembangan perolehan “private property”. Bagiku puisi ini sangat ekstrim namun sebuah realita. Sekarang adalah bagaimana cara kita untuk merebutnya kembali tanah dan bumi Indonesia yang telah dikuasai oleh perusahaan bermodal besar. Aku juga belum terpikir bagaimana merebutnya. Adakah di antara anda yng mau berbagi bagaimana merebut tanah kita ??? Bumi Indonesiaku....

(c) kuhs production
5 jan -05
7:07 AM.

L`amour n`est pas parce que mais malgre. Cinta adalah bukan "cinta karena", tetapi "cinta walaupun".....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

 

 © Apa Pendapatku tentang Dunia Site 2005 - Made by Kukuh Prakoso sebagai sebuah dedikasi untuk Dunia tanpa Batas.