This Blog is my space for share idea with a lot of people in internet. My blog contain about my opinion about world especially in Indonesia. Topic will be included are Forestry, Products, Love, Poem, Komputer & Technology, etc...

Thursday, December 30, 2004

Born Free

Kadang kita sebagai manusia tidak menyadari perbuatan kita terhadap alam. Kita menganggap alam begitu liar sehingga kita ingin menjadikannya jinak, seperti yang kita inginkan. Dengan segala kuasa dan teknologi yang kita miliki, manusia ingin menjadikan alam yang liar seperti yang diinginkannya.
Keinginan manusia untuk menjinakkan alam kadang membuatnya menjadi serakah. Buldozer membabat hutan yang ada. Hanya demi memenuhi kebutuhan manusia akan kayu, pulp, dan hasil hutan lainnya. Mesin-mesin raksasa membuat alam yang liar akhirnya menyerah dan tunduk kepada manusia.

Namun kadang keinginan manusia untuk membuat alam lebih jinak secara sederhana pun akan mengganggu kehidupan satwa liar yang ada. Ketika seekor kupu-kupu sedang berusaha keras keluar dari kepompongnya, bisa jadi manusia yang berhati baik berusaha membantu dengan merobek kepompong tersebut. Namun tahukah apa yang terjadi ketika anda membuka kepompong tersebut maka anda akan membawa kesulitan bagi kupu-kupu tersebut. Kupu-kupu tersebut tidak akan dapat terbang karena sayapnya penuh dengan cairan. Cairan itu sebenarnya bisa cepat kering bila anda tidak membantunya merobek kepompongnya karena pada kenyataannya selaput kepompong membantunya untuk memompa cairan itu keluar dari sayapnya.

Anda mungkin suka memelihara iguana. Namun disaat hewan ini telah menjadi dewasa maka ia menjadi sosok yang menyeramkan dan galak. Maka anda pun memutuskannya untuk melepas di alam bebas. Namun pernahkah terlintas dalam benak anda jika tindakan anda ini salah. Di habitat aslinya iguana adalah pemanjat yang baik. Dengan melepaskannya di alam bebas maka pada dasarnya anda mengganggu keseimbangan alam yang ada. Anda telah memasukkan satu pemangsa dalam ekosistem yang ada. Iquana ini akan memakan telur burung yang ada dan secara otomatis akan mengganggu keberlanjutan keturunan spesies burung tersebut.

Alam dan ekosistemnya dilahirkan bebas dalam keseimbangan tertentu. Kita sebagai manusia kadang tidak menyadarinya. Kadang kita terlalu brutal pada alam namun kadang juga terlalu ingin berbaik hati. Pada dasarnya keduanya tidak baik, yang terbaik adalah membebaskan alam dan isinya sesuai aslinya dan manusia tidak berhak mengambil keputusan tanpa didasari sebuah pemahaman yang mendalam terhadapnya.

Anda mungkin pernah membaca novel ”Born Free” karya Jay Anderson. Novel ini dibuat berdasarkan kisah nyata sang penulis ketika berada di Afrika. Kita akan melihat bahwa keramahan manusia yang berlebihan terhadap komponen alam akan menjadikan sebuah kesulitan terhadap komponen tersebut untuk kembali pada sifat yang sebenarnya.
Suatu ketika suami Jay Anderson yang merupakan pemburu singa menemukan tiga ekor anak singa pada saat perburuannya. Dia membawanya ke pondokan dan mengasuh mereka. Namun suatu ketika mereka memutuskan untuk menyerahkan anak singa ini ke kebun binatang. Dari ketiga anak singa ini Jay paling berat untuk berpisah dari Elsa, ikatan batinnya pada Elsa demikian pula sebaliknya Elsa terhadap Jay membuat keduanya sulit berpisah. Jay berat hati memasukkan Elsa ke kebun binatang mengingat Elsa pernah menyelamatkannya dari gigitan ular kobra.

George,suami Jay menyadari hal ini. Ia pun tidak jadi menyerahkan Elsa ke kebun binatang. Elsa kecil pun dengan cepat tumbuh menjadi singa dewasa namun ia tidak pernah dewasa. Karena ia tidak mampu mencari makan sendiri dan tidak mampu bertahan di alam bebas.
Naluri Elsa sebagai singa tetap ada, suatu hari ia mencoba mengganggu kawanan gajah liar. Ia berhasil menggiring seekor gajah kecil ke pondokan Jay walaupun karena perbuatannya ia membuat kawanan gajah liar ini merusak kampung sekitarnya. Akhirnya terpaksa Jay mengganti semua biaya kerusakan yang ditimbulkannya.

Elsa pun semakin dewasa dan Jay tak bisa terus menahan Elsa. Jay dihadapkan pada satu pilihan untuk menyerahkan Elsa ke kebun binatang sesuai peraturan pemerintah Kenya. Namun Jay bersikukuh untuk melepaskan Elsa ke alam bebas. Karena menurut Jay, ”Elsa is born free and she must comeback as free”. Jay mendapat kesempatan tiga bulan untuk melatih Elsa agar siap kembali ke habitatnya. Namun ini bukan hal yang mudah.
Jay bersama suaminya membawa Elsa ke cagar alam tempat ia pertama kali ditemukan. Ia dilepas ke cagar alam tersebut. Namun ternyata Elsa bahkan tidak mampu mencari binatang buruannya. Ia menganggap berburu bukanlah sebuah keharusan melainkan sebuah permainan. Suatu ketika Elsa berhasil mengejar seekor babi hutan namun ia bahkan tak mampu membunuh babi tersebut dan babi itu menyerang balik sehingga menyebabkan sejumlah luka.

Jay juga mengenalkan Elsa pada singa jantan, Jay memaksanya turun dari atap mobilnya hanya untuk memaksa Elsa mengenal pasangannya. Jay bersama suaminya mengambil zebra hasil sisa buruan kawanan singa untuk digunakan pemancing Elsa dan singa jantan yang diharapkan menjadi pasangan Elsa. Awalnya usaha mereka cukup berhasil baik hingga keesokan harinya ketika Jay dan George menengok Elsa ternyata binatang pancingan dan singa jantan itu menghilang. Hanya ada Elsa yang menunggu kedatangan Jay dan suaminya.
Namun Elsa secara bertahap mulai pergi berhari-hari dan tidak pulang ke pondokan Jay. Nampaknya ia mulai sadar untuk kembali ke alam. Walaupun begitu bagi Elsa ini hanyalah sebuah puasa. Karena Elsa masih belum mampu mencari binatang buruan sendiri. Elsa tetap kembali ke pondokan Jay untuk mengenyangkan perutnya. Setelah itu ia pergi selama beberapa hari.

Suatu ketika Elsa pulang dalam kondisi luka parah. Nampaknya kawanan singa tidak menerima Elsa. Ia menderita trauma dan terus berada di pondokan Jay. Sampai pada suatu ketika Jay bersama George mengajak Elsa untuk berburu. Keajaiban pun datang di hari itu. Elsa yang baru saja sembuh dari traumanya menyadari bahwa ia adalah seekor singa yang harus mampu bertahan hidup di habitatnya. Elsa pun mengejar babi hutan dengan semangat dan berhasil menangkap buruannya tersebut.

Jay dan George sadar bahwa Elsa siap dilepas bersama kawanan singa lainnya. Walaupun untuk melepasnya bersama kawanan singa, resikonya adalah kematian bagi Elsa. Karena Elsa harus mampu mengalahkan betina dominan yang ada di kawanan tersebut. Namun hari itu mereka berhasil melepas Elsa bersama kawanan singa di sebuah bukit.
Jay dan George pun kembali ke Inggris. Setahun kemudian mereka kembali ke Kenya untuk berlibur selama seminggu. Mereka pun berusaha mencari Elsa. Namun pencarian mereka tidak membawa hasil. Elsa telah menyatu dengan alam dan sekarang ia terlahir dalam kebebasan (born free). Di hari terakhir liburan, Elsa datang bersama tiga anaknya ke perkemahan Jay dan George. Mereka pun sungguh bahagia dan ternyata walaupun telah berada di alam bebas, Elsa sangat ramah menghibur kerinduan mereka. Sampai akhirnya Elsa dijemput oleh singa jantan pasangannya sehingga Jay dan George harus kembali merelakan berpisah kembali dari Elsa.

Anda mungkin tidak percaya pada kisah ini. Kami pun tidak percaya akan cerita ini tapi ini adalah sebuah kisah nyata. Kisah ini diceritakan kepada anda bukan bermaksud mengajak anda memelihara singa tentunya.

Cerita ini membuktikan bahwa manusia tidak berhak untuk berusaha merubah kondisi alam yang ada. Ketika Jay berusaha berbaik hati terhadap Elsa pada dasarnya ia menimbulkan kesulitan terhadap Elsa. Elsa yang hidup bersama manusia menjadi kehilangan nalurinya sebagai singa. Namun Elsa masih beruntung karena ia mampu kembali ke kawanannya di alam bebas. Ketika manusia ikut campur dalam komponen alam maka pada dasarnya ia telah mengganggu keseimbangan yang ada. Satu-satunya campur tangan manusia yang paling bijak adalah menjaga manusia lain untuk tidak mengganggu keseimbangan yang ada. Kita harus sadar bahwa alam dilahirkan bebas dan kita tidak berhak mengganggu kebebasannya.

*)Tulisan ini diilhami dari Film ”Born Free” yang dibuat dari novel kisah nyata Jay Anderson. Novel ini dibuat berdasar pengalamannya ketika berada di Kenya selama menemani tugas suaminya sebagai pemburu singa. Masa itu pemburu singa diperlukan untuk menjaga jumlah singa yang ada sehingga mereka tidak mengganggu wilayah perkampungan manusia.
(c)kuhs production

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

 

 © Apa Pendapatku tentang Dunia Site 2005 - Made by Kukuh Prakoso sebagai sebuah dedikasi untuk Dunia tanpa Batas.