This Blog is my space for share idea with a lot of people in internet. My blog contain about my opinion about world especially in Indonesia. Topic will be included are Forestry, Products, Love, Poem, Komputer & Technology, etc...

Monday, May 29, 2006

Air dan PDAM (special case in Cepu)

Bicara tentang air, ia adalah sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia. Tapi bagaimana jika air dikelola dan dimanipulasi oleh sebuah perusahaan yang kurang atau bahkan tidak profesional?

Ujung-ujungnya adalah konsumen yang terkena akibatnya. Konsumen harus membayar biaya air lebih dari yang seharusnya ia bayar. Jadi, konsumen langsung ataupun tak langsung dipaksa membayar tagihan yang sebenarnya tidak pernah ia nikmati.

Perkiraan Petugas yang berlebih
Mengapa disebut dengan perkiraan? Karena pada kenyataannya, petugas pencatat meter PDAM jarang mencatat tagihan dengan teratur. Mereka menembak (seperti SIM aja) atau mengira-ngira besarnya tagihan. Kasarnya, jika tagihan bulan ini 40 m3, maka bulan depan pastilah tidak jauh dari itu, yaitu 40 m3 juga. Lalu bagaimana dengan konsumen yang pemakaian airnya fluktuatif, dari besar langsung mengecil? Pastilah mereka akan rugi. Rugi bagi satu konsumen yang kaya raya, mungkin tidak terlalu bermasalah. Tapi, bagaimana dengan konsumen yang duitnya pas-pasan? Pastilah mereka akan mencak-mencak setengah hidup (karena setengahnya mati).
Pangkal utama dari semua ini adalah kemalasan petugas pencatat meteran air. Mereka malas sekali untuk datang rutin setiap bulan. Jika mereka tak datang, pastinya PDAM akan mengenakan tagihan minimal air, yaitu : 10 M3. (Dari mana ya hitungan 10 m3 ini? Apakah ini artinya, mereka akan korupsi 10 m3? Jika dikalikan 30 orang konsumen saja, pastinya terjadi permainan debit air 300 m3, wow!!!!).
Sebagai contoh real, bulan ini catatan meteran terakhir di tagihan PDAM adalah 2604 m3, padahal jumlah meteran real di depan rumah saya hanya 2602 m3. Selisih 2 m3... jumlahnya akan lumayan jika dikalikan 30 orang konsumen, yaitu : terdapat selisih 60 m3.

Bagaimanakah seharusnya?
Iya, seharusnya petugasnya jangan malas. Tapi bagaimanakah jika masih malas? Konsumen harus berani complain dan menekan PDAM untuk melakukan pencatatan meteran air dengan benar. Semua ketidak profesionalan ini harus segera diakhiri. Ingat, semua orang butuh air. Jika pengelolanya tidak profesional, maka sama saja menyalahi kepercayaan penggunanya. Semua kebocoran penghitungan ini memang harus berakhir, tapi kapan ya? Hiks3x... selalu saja konsumen jadi korban.
Konsumen bisa protes, tapi kalau manajemen PDAM sendiri tidak bersedia memperbaiki diri lalu apakah semuanya ini akan berubah. Tetap saja PDAM berada pada kondisi yang tidak profesional.

Ada yang punya solusi lain???

"Dari Suara Hati Seorang Konsumen"

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

 

 © Apa Pendapatku tentang Dunia Site 2005 - Made by Kukuh Prakoso sebagai sebuah dedikasi untuk Dunia tanpa Batas.